Follow Us @tazkiyah.shop

Showing posts with label @institut.ibu.profesional. Show all posts
Showing posts with label @institut.ibu.profesional. Show all posts

Friday, December 20, 2019

Day 1 game level 9 Bunsay iip

December 20, 2019 0 Comments
Kreativitas anak tiada batas 


Alhamdulillah tidak terasa sudah masuk ke game level 9. Di game kali ini kami disuguhkan materi yang sangat keren :  " Be creative ". 
Kreatif sendiri menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) merupakan kemampuan untuk mencipta atau proses timbulnya ide baru. 

Sedangkan kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk menciptakan hal baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata yang berbeda dengan sebelumnya. 

Sejatinya setiap anak terlahir memiliki kreativitas yang tiada batas. Sudah menjadi fitrah anak saat lahir, dia sangat kreatif. Berpikir kreatif dari kecil, bertanya apapun apa yang belum dia ketahui . Apalagi masa-masa usia di bawah 7 tahun. Mereka sering bertanya tanpa henti henti. Bahkan ditanyakan berulang-ulang. 

Seperti bungsu saya (mahira 3y 10M) , pernah didownloadkan sama abinya film babybus yang temannya tentang Kuda laut melahirkan. Setelah menonton film tersebut langsung bertanya apa itu kuda laut, samudra, melahirkan, bayi mungil dan lain sebagainya. Pertanyaan itu diulang dihari berikutnya. Maasya Allah Rasa ingin tahunya sangat besar. Saya pun juga memancing pertanyaan kepada si bungsu setelah dia faham tentang proses lahirnya bayi mungil si kuda laut dari perut seorang ayah . 


Hari ini si Sulung Hilya 5y 10m ada kegiatan pengambilan rapot. Kegiatannya berbeda dengan tahun sebelumnya. Tahun kali ini lebih sederhana. Anak-anak disuruh membawa bekal makanan dari rumah. Sehari sebelumnya si sulung sudah request minta bawa bekal nasi dibentuk love sama sayur dan sosis ( kayak bekal dulu yang pernah saya buat saat hari olahraga). 

Sempat mikir keras, sepertinya perlu waktu agak banyak untuk itu semua. Saat selepas sholat maghrib saya negosiasi sama si sulung "bawa bekal pisang keju saja ya nak?". Lalu dia menjawab " gak mau mik, Hilya maunya bawa bekal nasi". 

Lalu malam itu saya putuskan belanja sayur. Saat perjalanan mau belanja saya nego lagi sama sulung agar mau bawa bekal pisang keju. Akhirnya dia bilang yaudah terserah Ummi aja. 

Sesampai di tempat nenek sayur ternyata pisangnya tidak ada yang bagus. Melihat kondisi pisangnya saya sudah ilfiil duluan. Finally memutuskan belanja bahan capjay. 

Si sulung sangat bersemangat, bangun pagi selepas subuh. Saat saya masak dia ikut membantu sebentar. Sampai saya paksa berhenti membantu ummi masak biar bisa langsung mandi. 

Sayang bekal si sulung tidak sempet terdokumentasikan. Pagi hari rasanya dikejar Deadline. Saat dia pulang, bercerita panjang sekali. Maasya Allah sangat bahagia. Seolah-olah ini adalah moment besar. 

Dia bercerita bekal Hilya yang paling enak. Teman-temannya kebanyakan membawa nasi kuning, sarapan khas orang banjar. Tadi teman-temannya meminta sosis sampai dia sendiri tidak memakan sosis sama sekali. Ustadzahnya pun juga ikut ngincipi bekal Hilya. 

" Hari ini Hilya sama teman-teman ulang tahun bersama mik" itu kata yang paling unik darinya. Saya tanya mengapa ulang tahun. Jawabannya karena semua mendapatkan hadiah dan balon. 

Disodorkannya tas tempat hasil karyanya selama 1 semester dan rapot. Ada salah satu hasil karyanya yang belum selesai. Menjahit baju 👗 si sulung melanjutkannya dengan semangat. 



#H1 
#tantangan10hari 
#GameLevel9 
#KuliahBundaSayang 
#bunsayiip

#thinkcreative
@Institut.Ibu.Profesional 

Thursday, December 5, 2019

Game level 8 day 15

December 05, 2019 0 Comments
Jum’at Berkah

Pagi tadi saat mandi sulungku nangis. Nangisnya tak begitu lama dan kenceng. Penyebab nangisnya adalah tidak dibangunkan subuh.

Saya pagi sibuk beberes sedangkan abi sibuk mengoreksi skripsi mahasiswa yang mau seminar. Jadi kami memutuskan untuk membangunkan sulung setelah selesai pekerjaan kami.

Tapi sebelum saya memasakkan air saya sudah masuk ke kamar membisikkan si sulung bahwa sudah pagi menawarkan untuk bangun sholat subuh. Sambil saya cium pipi sulung sholihah saya cubit pelan ternyata cuma ada reaksi senyum darinya.

Alhamdulillah dua hari ini sulungku sangat bersemangat untuk sholat subuh dan murojaah hafalannya baik hafalan yang baru atau hafalan yang lama. Bahkan kemarin pagi dia ngotot mau sholat subuh bersama abi walaupun abi sudah sholat subuh sebelumnya hihihi. Abi jadi sholat pura-pura dong.

Selesai sarapan saya memberi pesan kepada si sulung, bahwa ada teman kelasnya yang memesan jilbab dagangan ummi. Saya juga mengingatkannya nanti uang dari Farah ( teman yang pesan jilbab) langsung disimpan masukkan ke tas.

Kebetulan sudah janjian sama ibunya Farah uangnya sudah disiapkan didalam amplop. Jadi anak-anak berlatih muamalah. Barang pesanan pun saya bungkus rapi dan saya tulis nama pembeli.

Di sekolah sulung saat hari jum’at ada program sedekah. Pagi ini saya menawarkan si sulung mau sedekah berapa. Saya sodorkan beberapa lembar uang sambil belajar lagi tentang nominal uang . Dari 2000,5000,dan 10.000 si sulung akhirnya memilih 2 lembar uang 10.000 plus ditambah 2000.

Alhamdulillah, semoga kamu bisa istiqomah berbagi dengan tulus ikhlas nak. Berbagi sedikit tidak apa-apa tetapi berbagi banyak itu lebih baik dan lebih utama lagi berbagi tanpa harus menceritakan ke orang lain dengan maksud pamer itu adalah tujuan yang terbaik. Barokallahufiik




#h15
#tantangan10hari
#gamelevel8
#cerdasfinansial
#kuliahbundasayang
#Bunsay5
#ibuprofesionalkalimantan
@institut.ibu.profesional

Gemar Sedekah Sejak Dini

December 05, 2019 0 Comments
Gemar Bersedekah Sejak Dini 

Bersedekah itu juga termasuk menabung. Tabungan yang tidak bisa kita ambil saat di dunia. Kebiasaan bersedekah harus ditanamkan sejak dini agar anak-anak mulai terbiasa dengan kegiatan tersebut dengan tulus dan ikhlas. 

Sehingga kelak nanti dewasa dia juga akan selalu tergugah hatinya saat ada orang yang sedang membutuhkan pertolongan. Jadi sedekah tidak hanya menjadi kewajiban melainkan datang dari kerinduan lubuk hati si kecil. 

Alhamdulillah Hal ini sudah diterapkan oleh kedua orangtua saya. Mungkin karena inilah saya terpanggil memegang amanah menjadi koordinator Sejuta Cinta Komunitas Ibu Profesional Kalimantan Selatan. Maasya Allah Tabarokallah … 

Hal ini pun mulai saya terapkan ke anak-anak saya. Berbagi sedikit ataupun banyak juga lebih baik. Ketika mempunyai banyak makanan kiriman nenek dari jawa, saya menyuruh anak-anak berbagi dengan tetangga sebelah dan depan rumah. 

Begitupun saat melihat kotak amal, anak-anak saya kasih uang untuk memasukkannya. Terutama saat di alfamart / indoamrmart ataupun kantor ekspedisi JNT sering melihat kotak amal, mereka auto nodong uang ke saya. 


Beberapa tips tipis-tipis an ala saya Mengajarkan Anak Bersedekah Sejak Dini :
1. Menumbuhkan Rasa Empati 

Cara menumbuhkan empati pada anak salah satunya adalah menunjukkan bahwa diluar sana banyak saudara yang diluar sana yang kurang beruntung dan membutuhkan bantuan kita. 

Caranya bisa mengajak ke panti asuhan ataupun dengan cara melihat melalui TV atau media lainnya. 

Kalau pengalaman kami yang baru-baru ini saya mengajak mereka melihat video Bencana alam Kebakaran di pulau Sebuku Kotabaru, yang termasuk kategori bencana nasional. Dan kebetulan saya bersama teman-teman Ibu Profesional Kalimantan Selatan mengadakan penggalangan dana dan barang. 

Anak-anak sangat excited ketika melihat tumpukan barang berdatangan dari para donatur. Apalagi saat memilah-milih / quality control dan pengemasan mereka sangat antusias. Mereka pun juga faham ini semua untuk saudara kita yang tertimpa musibah kebarakan. Dan alhamdulillah mereka ikut mendonasikan mainan favorit mereka. 

2. Menanamkan Keikhlasan 
Ajari anak untuk memberi tanpa pamrih tanpa embel-embel apapun. Agar anak tidak mengharapkan imbalan atau pujian. 

Ajari anak untuk selalu bersyukur dan jangan perhitungan. Salah satu caranya dengan teladan. Kita adalah teladan yang baik bagi anak. Saat kita membelikan mainan baru jangan berkata kamu harus nurut tadi kan sudah dibelikan mainan baru. Hal seperti ini secara otomatis kita mengajarkan anak untuk mengharapkan imbalan. 

3. Jangan Terpaku pada Materiil
Selalu ingatkan kepada anak bahwa harta benda yang kita miliki ini bukan sepenuhnya milik kita melainkan adalah hanya titipan dari Allah. Ada sebagian menjadi hak orang lain untuk disedekahkan kepada yang berhak. 

Usahakan tidak memberikan hadiah yang mewah kepadanya ketika berhasil melakukan sesuatu. Kecuali dia benar-benar membelinya sendiri dengan uang tabungannya. 

Dan saat Hari Kelahirannya tidak perlu merayakan ulang tahun dengan mewah di restoran yang menghasilkan banyak uang. Lebih baik ajak merayakan ulang tahun di panti asuhan. 

4. Bacakan Buku Kisah Orang Sholih

Setiap anak pasti suka mendengarkan dongeng. Bacakan buku tentang kisah para orang shalih juga bisa menjadi inspirasi. Ceritakan bagaimana kehidupan orang-orang shalih yang suka bersedekah dan hidup dengan kesederhanaan. 

Nah itu tips tipis-tipis an ala saya. Kalo bunda punya tips lainnya boleh dong sharing di kolom komentar 🙏😘






#H14
#tantangan10hari 
#GameLevel8 
#cerdasfinancial 
@institut.ibu.profesional 

Wednesday, December 4, 2019

Game level 8 Bunsay Day 13

December 04, 2019 0 Comments
" Asyiknya menabung "

Salah satu langkah yang bisa dilakukan untuk menanamkan nilai-nilai keuangan pada anak adalah menabung. Teruslah berproses nak, hingga menghasilkan output yang indah bak kupu-kupu.

Minggu kemarin si sulung Hilya (5y) membuat celangan dari kardus bersama kakak abil (anak tetangga). Celangan tersebut ternyata terlalu besar ukurannya. Si sulung beberapa hari ini sering ngeluh kenapa lama penuhnya. 

Sepertinya dia sudah tidak sabar untuk membeli mainan dari uang celengannya. Padahal uang yang dimasukkan adalah uang koin sisa belanjaan ummi. 

Siang ini saya mengajak duo sholihah membuat celangan yang agak slim ukurannya . Kegiatan ini kami lakukan bersama sebelum tidur siang. Walaupun cuaca diguyur hujan lebat alhamdulillah anak-anak sangat bersemangat membuat celengannya. 

Sengaja saya membuat satu saja. Selain menghemat waktu plus mengajarkan anak berbagi dan kebersamaan. Saya berpesan kepada mereka bahwa celengan ini digunakan bersama. Memasukkan koin bergantian. Nanti setelah penuh bisa buat beli mainan berdua juga. 


#H13
#tantangan10hari 
#GameLevel8 
#cerdasfinancial 
@institut.ibu.profesional 

Sunday, December 1, 2019

Game level 8 Bunsay Day 10

December 01, 2019 0 Comments
"Si kecil mulai Gemar Berbagi "

Weekend merupakan hari spesial keluarga. Hari ini jadwal kami sangat full. Pagi hari setelah sarapan kami olahraga di car free day Gubernuran. Lari-lari kecil berkeliling kesana kemari bersama membuat anak-anak bahagia. Hari ini sengaja makan di rumah dulu, biar saat di CFD tidak lapar mata. Alhamdulillah tercapai juga target kami. 


Setelah sampai di parkiran kami disodorkan dengan pemandangan yang tidak seperti biasa. Berderetan sosok remaja entah pelajar SMA atau mahasiswa membawa kardus yang bergambar rumah kebakaran. Si sulung langsung komentar " mik itu donasi buat kebarakan ya? ".

"oh iya nak" jawabku sambil meletakkan helm. Kemudian si Sulung langsung meminta uang untuk memasukkan uang ke kardus itu. 


Alhamdulillah mulai bermekaran benih-benih gemar berbagi. Semoga rasa itu tetep istiqomah nak hingga ujung usia nanti. Semoga gemar berbagi ini tetap jernih tanpa riya dan embel-embel apapun. 

Ku berikan satu lembar uang, lalu si adik juga ikutan minta uang. Hiruk pikuk ramainya bak pasar tumpah dadakan. Duo sholihah yang Sudah siap dengan sepatunya langsung berlari menuju lapangan. Part pertama ummi yang menemani. Lanjut part kedua gantian abi yang menemani. 

Keringat mulai bercucuran. Terlihat dahi mereka mulai muncul bintik-bintik air keringat sebiji jagung. Si kecil mulai minta es. Sepertinya bekal air putih yang kami bawa tak cukup menghapus dahaga kami. 

Berjalanlah kami menuju ke deretan para penjual. Saat melihat penjual balon 🎈 si Sulung komentar " mik besok Hilya mau beli balon" Si adik pun juga tak kalah menyahut pembicaraan kami, " adik juga mau mik balon kayak itu ". Lalu kujawab dengan tegas : Insya Allah ya nak kapan-kapan saja, sekarang kita cari minuman dulu, tadi katanya haus. 

Setelah berderetan penjual kami lalui akhirnya kami berhenti di penjual teh botol. Yang disampingnya ada orang jualan buku edukatif. Saat itu si Sulung Hilya langsung melihat dengan mata binarnya. Lalu si penjual langsung menawarkan untuk bermain. Alhamdulillah setelah main puas si Sulung tak ada nagih kepengen beli itu. 

Berusaha memahamkan bahwa keinginan tidak harus kita penuhi terus. Anak-anak harus menyadari bahwa ada barang yang tidak bisa ditunda lagi untuk membelinya (kebutuhan) dan ada barang yang bisa ditunda untuk membelinya (keinginan). 




#H10
#tantangan10hari 
#GameLevel8 
#cerdasfinancial 
@institut.ibu.profesional 

Saturday, November 30, 2019

Game level 8 Day 9

November 30, 2019 0 Comments
Menumbuhkan rasa cinta berbagi

"Anak adalah peniru setia terhadap lingkungannya. "

Beberapa hari ini saya menjadi panitia donasi barang untuk korban kebakaran di pulau Sebuku Kotabaru. Anak-anak sangat excited ketika melihat tumpukan barang berdatangan, dari antaran paman gojek, kurir jnt, diantar sama supir Travel antar provinsi hingga para donatur berdatangan ke rumah. 

Tibalah hari ini kami melakukan quality control dan packing barang-barang dari para donatur. Project BBM ( Belanja, Berbagi dan Menabung) kami tunda. Mendapat amanah dari teman-teman komunitas @Institut.Ibu.Profesional merupakan sebuah panggilan jiwa. Maka dari itu saya berbahagia mengajak anak-anak turut serta membantu. 

Ketika yang bungsu ingin menggunakan mainan untuk donasi, alhamdulillah ijin kepada saya. Katanya " mik, adik mau pake itu. Nanti kalo sudah selesai dikembalikan kok". Begitupun juga untuk si Sulung, dia sudah faham barang-barang tersebut mau diberikan saudara-saudara yang terkena musibah kebakaran. Mereka berdua pun rela memberikan mainan yang terbaik untuk disumbangkan juga tanpa saya paksa ataupun saya umpetin. 


Belajar berbagi memang menjadi sebuah hal yang sangat baik untuk ditanamkan sejak usia dini, khususnya anak-anak. Salah satu cara mengajarinya yaitu dengan teladan. 

Perkembangan untuk saling berbagi akan menjadikan rasa syukur pada kehidupan ini akan semakin terasa. Saya beritahu si sulung tidak perlu sedih kalau mainannya sedikit. Saudara-saudara yang rumahnya terbakar itu tidak punya mainan sama sekali. Alhamdulillah akhirnya dia pun bisa memahaminya. 


#H9
#tantangan10hari 
#GameLevel8 
#cerdasfinancial 
@institut.ibu.profesional 

Monday, November 25, 2019

Day 4 Game level 8 Bunsay

November 25, 2019 1 Comments
"Bermain pasar-pasaran banyak manfaatnya untuk anak "

Setiap anak usia Paud ( 3-7 th) pasti menyukai yang namanya pasar-pasaran alias bermain jual beli. Walaupun terkadang terkesan cuma aktivitas celoteh tak karuan, tetapi manfaatnya sangat banyak. 

Secara tidak langsung mereka belajar berwirausaha, mengenal fungsi uang dan nilai benda. Duo sholihah saya sampai sekarang belum pernah saya kasih atau meminta uang. Kecuali kalau pas kami lagi mudik ke jawa, si sulung Hilya (5th) terkadang meminta uang untuk beli jajan di warung tetangga neneknya yg masih keluarga. 

Kami di Banjarbaru kalsel kebetulan tinggal di perumahan yang masih sedikit orangnya. Cuma ada 20 rumah dan tidak ada yang buka warung di sekitar sini. Pun demikian di sekolah si Sulung Hilya tidak ada orang berjualan bahkan pihak sekolah menyediakan snack berupa kue dan jus. 


Malam ini saya mengajak duo sholihah untuk bermain pasar-pasaran. Mereka saya suruh menjadi penjual. 

Ekspresi mereka begitu excited dengan tawaran saya. Bagaimana tidak, lha wong biasanya mereka berebut menjadi penjual. Alias gak ada yang mau menjadi pembeli. 

Mereka berebut menawarkan dagangan. Si Sulung menawarkan pizza dan mie. Kemudian saya menolak sambil berkata uangnya cuma sedikit, gak cukup buat beli pizza. Ada makanan yang lebih murah? 

Sulung : iya ada telur ya? Tapi telurnya kecil gak apa-apa? 

Ummi : baik gak apa-apa, saya pesan telur satu ya. ( sambil menyerahkan uang pura-pura satu lembar) 

Sedangkan si adik menawarkan eskrim dan aneka minuman. 

Ummi : uangnya sudah habis, gak bisa beli minum dek 

Adek : yaudah ini gratis aja ( jawabnya sambil udah semangat banget mau ngebikin eskrim) 

Kemudian si sulung memberikan saya beberapa lembar uang pura-pura. 


Sulung : ayo dibeli pizzanya ya, 

Ummi : maaf, ini perutnya sakit, sudah kenyang tadi udah makan. Tapi pingin beli buku, anak saya suka membaca, jualan buku gak? 

Sulung masuk ke dalam mencari buku-buku. 

Sulung : ini bukunya, juga dijual kok. Mau beli yang mana? 

Ummi : beli yang paling bagus 

Sulung : yang majalah bobo ya? 

Ummi : iya mau. 


#H4
#tantangan10hari 
#GameLevel8 
#cerdasfinancial 
@institut.ibu.profesional 

Sunday, November 24, 2019

Day 3 Mendidik Anak Cerdas Finansial Sejak Dini

November 24, 2019 0 Comments
" Mengajarkan anak menahan keinginan  "

Sesuatu yang penting bagi para orang tua untuk mengajarkan anaknya membedakan antara “kebutuhan ” dan “keinginan ”. Kalau tidak dikontrol serta diawasi sejak dini, bukan tidak mungkin si anak akan tumbuh berkembang dengan perilaku konsumtif

Dan lebih parahnya lagi, jika orang tua lengah dengan terus menerus menuruti keinginan anaknya, jangan kaget kalau si anak akan bersikap menjadi lebih parah lagi, menjadi suka pamer ke teman-temannya. 

Saat persediaan sayur yang saya masak tadi pagi sudah menipis di malam hari, suami terkadang menawarkan untuk membeli lauk di luar. 

Kebetulan malam ini yang habis adalah nasinya. Jadi suami memutuskan untuk makan malam di luar. Sekalian mengantarkan paket pesanan para pelanggan ke ekspedisi jnt, kami memilih rumah makan ayam kampung muda yang letaknya tepat disebelah kantor jnt. 

Sudah menjadi kebiasaan saya saat pergi kemanapun pasti membawa tumbler air putih. Apalagi untuk pergi makan diluar, karena saya paling anti beli minuman saat di warung makan. Kami biasanya cukup pesan satu gelas teh hangat atau jeruk hangat untuk berempat. 

Biasanya si kecil tidak ada request minuman tertentu saat makan di luar. Sedangkan malam ini saat dia melihat ada minuman dingin, dia tiba-tiba minta susu. Lalu saya kasih pengertian bahwa tadi sudah pesan teh hangat dan sudah membawa air putih juga. 

Sepertinya agak belum bisa menerima penjelasan saya. Masih menarik-narik baju saya sambil diarahkan ke tempat minuman dingin itu. Lalu saya negosiasi sama dia. Saya bilang  "boleh beli susu dingin, tapi gak sekarang ya dek "

Alhamdulillah akhirnya dia bisa menerima penjelasan dari saya tanpa rewel lagi. 

Perlu sedini mungkin mengajarkan anak perbedaan antara keinginan dan kebutuhan. 
Berikut saya berikan tips cerdas dari ahlinya, Prof Candra Chahyadi dari Eastern Illinois University dikutip dari beruangcerdas.com.

"Ketika Si Anak memperoleh keinginannya, akan muncul rasa puas yang menggebu-gebu. Tapi perasaan itu hanya sementara saja. 

Lama-lama akan hilang dan si anak kembali bosan lalu meminta yang baru lagi. Keinginan juga biasanya menghasilkan cost yang lebih tinggi, karena anda dipaksa untuk mengeluarkan uang untuk sesuatu yang sebenernya belum dibutuhkan oleh si anak"

Lebih lanjut Prof Candra Chahyadi dalam bukunya memberikan sedikit trik bagaimana mengajari anak kita untuk bisa menahan keinginannya:

  • Jika anak kita mengajukan permintaan, biasakan permintaan itu harus disertai alasan. Alasan inilah yang nanti akan dinilai orang tua. Apakah bisa kita penuhi, ditunda atau ditolak,
  • Biasakan menunda permintaan 2 x 24 jam. Permintaan yang tidak terlalu penting biasanya akan hilang kalau anak harus menunggu, Kebiasaan menunggu ini juga membuat anak belajar untuk menghargai barang pemberian itu,
  • Jawaban “tidak”, tidak selalu artinya tidak boleh. “Tidak” artinya kita sedang memberikan pengajaran dan waktu untuk anak kita berpikir,
  • Ajarkan ke anak kita kalau uang tidak turun dari langit. Supaya mereka terbiasa untuk bekerja keras mendapatkan apa yang mereka inginkan. Hal ini akan membuat anak Anda menjadi pribadi yang tangguh

Terus berusaha melatih anak agar bijak berbelanja sejak dini. Semoga kelak mereka bisa tumbuh menjadi pribadi yang cerdas finansial. 

#H3
#tantangan10hari 
#GameLevel8 
#cerdasfinancial 
@institut.ibu.profesional