" Mengajarkan anak menahan keinginan "
Sesuatu yang penting bagi para orang tua untuk mengajarkan anaknya membedakan antara “kebutuhan ” dan “keinginan ”. Kalau tidak dikontrol serta diawasi sejak dini, bukan tidak mungkin si anak akan tumbuh berkembang dengan perilaku konsumtif .
Dan lebih parahnya lagi, jika orang tua lengah dengan terus menerus menuruti keinginan anaknya, jangan kaget kalau si anak akan bersikap menjadi lebih parah lagi, menjadi suka pamer ke teman-temannya.
Saat persediaan sayur yang saya masak tadi pagi sudah menipis di malam hari, suami terkadang menawarkan untuk membeli lauk di luar.
Kebetulan malam ini yang habis adalah nasinya. Jadi suami memutuskan untuk makan malam di luar. Sekalian mengantarkan paket pesanan para pelanggan ke ekspedisi jnt, kami memilih rumah makan ayam kampung muda yang letaknya tepat disebelah kantor jnt.
Sudah menjadi kebiasaan saya saat pergi kemanapun pasti membawa tumbler air putih. Apalagi untuk pergi makan diluar, karena saya paling anti beli minuman saat di warung makan. Kami biasanya cukup pesan satu gelas teh hangat atau jeruk hangat untuk berempat.
Biasanya si kecil tidak ada request minuman tertentu saat makan di luar. Sedangkan malam ini saat dia melihat ada minuman dingin, dia tiba-tiba minta susu. Lalu saya kasih pengertian bahwa tadi sudah pesan teh hangat dan sudah membawa air putih juga.
Sepertinya agak belum bisa menerima penjelasan saya. Masih menarik-narik baju saya sambil diarahkan ke tempat minuman dingin itu. Lalu saya negosiasi sama dia. Saya bilang "boleh beli susu dingin, tapi gak sekarang ya dek "
Alhamdulillah akhirnya dia bisa menerima penjelasan dari saya tanpa rewel lagi.
Perlu sedini mungkin mengajarkan anak perbedaan antara keinginan dan kebutuhan.
Berikut saya berikan tips cerdas dari ahlinya, Prof Candra Chahyadi dari Eastern Illinois University dikutip dari beruangcerdas.com.
"Ketika Si Anak memperoleh keinginannya, akan muncul rasa puas yang menggebu-gebu. Tapi perasaan itu hanya sementara saja.
Lama-lama akan hilang dan si anak kembali bosan lalu meminta yang baru lagi. Keinginan juga biasanya menghasilkan cost yang lebih tinggi, karena anda dipaksa untuk mengeluarkan uang untuk sesuatu yang sebenernya belum dibutuhkan oleh si anak"
Lebih lanjut Prof Candra Chahyadi dalam bukunya memberikan sedikit trik bagaimana mengajari anak kita untuk bisa menahan keinginannya:
- Jika anak kita mengajukan permintaan, biasakan permintaan itu harus disertai alasan. Alasan inilah yang nanti akan dinilai orang tua. Apakah bisa kita penuhi, ditunda atau ditolak,
- Biasakan menunda permintaan 2 x 24 jam. Permintaan yang tidak terlalu penting biasanya akan hilang kalau anak harus menunggu, Kebiasaan menunggu ini juga membuat anak belajar untuk menghargai barang pemberian itu,
- Jawaban “tidak”, tidak selalu artinya tidak boleh. “Tidak” artinya kita sedang memberikan pengajaran dan waktu untuk anak kita berpikir,
- Ajarkan ke anak kita kalau uang tidak turun dari langit. Supaya mereka terbiasa untuk bekerja keras mendapatkan apa yang mereka inginkan. Hal ini akan membuat anak Anda menjadi pribadi yang tangguh
Terus berusaha melatih anak agar bijak berbelanja sejak dini. Semoga kelak mereka bisa tumbuh menjadi pribadi yang cerdas finansial.
#H3
#tantangan10hari
#GameLevel8
#cerdasfinancial
@institut.ibu.profesional
No comments:
Post a Comment