Follow Us @tazkiyah.shop

Saturday, November 30, 2019

Game level 8 Day 9

November 30, 2019 0 Comments
Menumbuhkan rasa cinta berbagi

"Anak adalah peniru setia terhadap lingkungannya. "

Beberapa hari ini saya menjadi panitia donasi barang untuk korban kebakaran di pulau Sebuku Kotabaru. Anak-anak sangat excited ketika melihat tumpukan barang berdatangan, dari antaran paman gojek, kurir jnt, diantar sama supir Travel antar provinsi hingga para donatur berdatangan ke rumah. 

Tibalah hari ini kami melakukan quality control dan packing barang-barang dari para donatur. Project BBM ( Belanja, Berbagi dan Menabung) kami tunda. Mendapat amanah dari teman-teman komunitas @Institut.Ibu.Profesional merupakan sebuah panggilan jiwa. Maka dari itu saya berbahagia mengajak anak-anak turut serta membantu. 

Ketika yang bungsu ingin menggunakan mainan untuk donasi, alhamdulillah ijin kepada saya. Katanya " mik, adik mau pake itu. Nanti kalo sudah selesai dikembalikan kok". Begitupun juga untuk si Sulung, dia sudah faham barang-barang tersebut mau diberikan saudara-saudara yang terkena musibah kebakaran. Mereka berdua pun rela memberikan mainan yang terbaik untuk disumbangkan juga tanpa saya paksa ataupun saya umpetin. 


Belajar berbagi memang menjadi sebuah hal yang sangat baik untuk ditanamkan sejak usia dini, khususnya anak-anak. Salah satu cara mengajarinya yaitu dengan teladan. 

Perkembangan untuk saling berbagi akan menjadikan rasa syukur pada kehidupan ini akan semakin terasa. Saya beritahu si sulung tidak perlu sedih kalau mainannya sedikit. Saudara-saudara yang rumahnya terbakar itu tidak punya mainan sama sekali. Alhamdulillah akhirnya dia pun bisa memahaminya. 


#H9
#tantangan10hari 
#GameLevel8 
#cerdasfinancial 
@institut.ibu.profesional 

Tuesday, November 26, 2019

Day 5 game level 8 Bunsay

November 26, 2019 0 Comments
“ asyik bermain koin "

 Beberapa uang koin terkumpul banyak, kembalian saat belanja kami kumpulkan . tahun lalu waktu ramdhan hilya mendonasikannya ke paket sembako kegiatan dari Sejuta Cinta Komunitas Ibu Profesional.

Pagi ini saya menemukan Aha moment , mengajak si kecil mahira bermain koin . mengelompokkan koin masing-masing. Selain menyediakan beberapa koin ,saya juga menyediakan 4 wadah untuk mengelompokkan jenis uang tersebut. Dari seratus, dua ratus, lima ratus dan seribu. 

Awalnya dia gembira sekali .  Saat saya memperlihatkan satu koin sambil menyebutkan nominalnya lalu saya suruh dia menirukan ( kayak versi belajar flascard gt xixixii ) .
Tetapi setelah lebih dari 10 menit saya lihat dia mulai bosan . Dia bilang ke saya kalau dia capek. Terlihat agak lemas wajahnya sambil sesekali batuk . habis kemarin batuk berhari-hari tubuhnya reaksi menjadi demam. Alhamdulillah paginya demam turun. 

Setelah dia bilang capek , malah asyik bermain memasukkan kion dengan cepat-cepatan. Dituang kelantai lalu di masukkan lagi, seperti itu hingga diulang 3 kali . Tapi Alhamdulillah hari ini lebih dari cukup mahira mau belajar uang lebih dai 5 menit.

Saat si sulung pulang dari sekolah, sulung langsung Tanya kenapa ada uang banyak. Lalu saya ceritakan tadi adik habis mainan. Akhirnya si Sulung nagih minta mainan begitu juga. Si sulung dikasih satu kali langsung bisa. Kegiatan bersama setelah si Sulung pulang tidak bisa mendokumentasikannya. 


#H5
#tantangan10hari
#GameLevel8
#cerdasfinancial
#KuliahBundaSayang
@institut.ibu.profesional


Monday, November 25, 2019

Day 4 Game level 8 Bunsay

November 25, 2019 1 Comments
"Bermain pasar-pasaran banyak manfaatnya untuk anak "

Setiap anak usia Paud ( 3-7 th) pasti menyukai yang namanya pasar-pasaran alias bermain jual beli. Walaupun terkadang terkesan cuma aktivitas celoteh tak karuan, tetapi manfaatnya sangat banyak. 

Secara tidak langsung mereka belajar berwirausaha, mengenal fungsi uang dan nilai benda. Duo sholihah saya sampai sekarang belum pernah saya kasih atau meminta uang. Kecuali kalau pas kami lagi mudik ke jawa, si sulung Hilya (5th) terkadang meminta uang untuk beli jajan di warung tetangga neneknya yg masih keluarga. 

Kami di Banjarbaru kalsel kebetulan tinggal di perumahan yang masih sedikit orangnya. Cuma ada 20 rumah dan tidak ada yang buka warung di sekitar sini. Pun demikian di sekolah si Sulung Hilya tidak ada orang berjualan bahkan pihak sekolah menyediakan snack berupa kue dan jus. 


Malam ini saya mengajak duo sholihah untuk bermain pasar-pasaran. Mereka saya suruh menjadi penjual. 

Ekspresi mereka begitu excited dengan tawaran saya. Bagaimana tidak, lha wong biasanya mereka berebut menjadi penjual. Alias gak ada yang mau menjadi pembeli. 

Mereka berebut menawarkan dagangan. Si Sulung menawarkan pizza dan mie. Kemudian saya menolak sambil berkata uangnya cuma sedikit, gak cukup buat beli pizza. Ada makanan yang lebih murah? 

Sulung : iya ada telur ya? Tapi telurnya kecil gak apa-apa? 

Ummi : baik gak apa-apa, saya pesan telur satu ya. ( sambil menyerahkan uang pura-pura satu lembar) 

Sedangkan si adik menawarkan eskrim dan aneka minuman. 

Ummi : uangnya sudah habis, gak bisa beli minum dek 

Adek : yaudah ini gratis aja ( jawabnya sambil udah semangat banget mau ngebikin eskrim) 

Kemudian si sulung memberikan saya beberapa lembar uang pura-pura. 


Sulung : ayo dibeli pizzanya ya, 

Ummi : maaf, ini perutnya sakit, sudah kenyang tadi udah makan. Tapi pingin beli buku, anak saya suka membaca, jualan buku gak? 

Sulung masuk ke dalam mencari buku-buku. 

Sulung : ini bukunya, juga dijual kok. Mau beli yang mana? 

Ummi : beli yang paling bagus 

Sulung : yang majalah bobo ya? 

Ummi : iya mau. 


#H4
#tantangan10hari 
#GameLevel8 
#cerdasfinancial 
@institut.ibu.profesional 

Sunday, November 24, 2019

Day 3 Mendidik Anak Cerdas Finansial Sejak Dini

November 24, 2019 0 Comments
" Mengajarkan anak menahan keinginan  "

Sesuatu yang penting bagi para orang tua untuk mengajarkan anaknya membedakan antara “kebutuhan ” dan “keinginan ”. Kalau tidak dikontrol serta diawasi sejak dini, bukan tidak mungkin si anak akan tumbuh berkembang dengan perilaku konsumtif

Dan lebih parahnya lagi, jika orang tua lengah dengan terus menerus menuruti keinginan anaknya, jangan kaget kalau si anak akan bersikap menjadi lebih parah lagi, menjadi suka pamer ke teman-temannya. 

Saat persediaan sayur yang saya masak tadi pagi sudah menipis di malam hari, suami terkadang menawarkan untuk membeli lauk di luar. 

Kebetulan malam ini yang habis adalah nasinya. Jadi suami memutuskan untuk makan malam di luar. Sekalian mengantarkan paket pesanan para pelanggan ke ekspedisi jnt, kami memilih rumah makan ayam kampung muda yang letaknya tepat disebelah kantor jnt. 

Sudah menjadi kebiasaan saya saat pergi kemanapun pasti membawa tumbler air putih. Apalagi untuk pergi makan diluar, karena saya paling anti beli minuman saat di warung makan. Kami biasanya cukup pesan satu gelas teh hangat atau jeruk hangat untuk berempat. 

Biasanya si kecil tidak ada request minuman tertentu saat makan di luar. Sedangkan malam ini saat dia melihat ada minuman dingin, dia tiba-tiba minta susu. Lalu saya kasih pengertian bahwa tadi sudah pesan teh hangat dan sudah membawa air putih juga. 

Sepertinya agak belum bisa menerima penjelasan saya. Masih menarik-narik baju saya sambil diarahkan ke tempat minuman dingin itu. Lalu saya negosiasi sama dia. Saya bilang  "boleh beli susu dingin, tapi gak sekarang ya dek "

Alhamdulillah akhirnya dia bisa menerima penjelasan dari saya tanpa rewel lagi. 

Perlu sedini mungkin mengajarkan anak perbedaan antara keinginan dan kebutuhan. 
Berikut saya berikan tips cerdas dari ahlinya, Prof Candra Chahyadi dari Eastern Illinois University dikutip dari beruangcerdas.com.

"Ketika Si Anak memperoleh keinginannya, akan muncul rasa puas yang menggebu-gebu. Tapi perasaan itu hanya sementara saja. 

Lama-lama akan hilang dan si anak kembali bosan lalu meminta yang baru lagi. Keinginan juga biasanya menghasilkan cost yang lebih tinggi, karena anda dipaksa untuk mengeluarkan uang untuk sesuatu yang sebenernya belum dibutuhkan oleh si anak"

Lebih lanjut Prof Candra Chahyadi dalam bukunya memberikan sedikit trik bagaimana mengajari anak kita untuk bisa menahan keinginannya:

  • Jika anak kita mengajukan permintaan, biasakan permintaan itu harus disertai alasan. Alasan inilah yang nanti akan dinilai orang tua. Apakah bisa kita penuhi, ditunda atau ditolak,
  • Biasakan menunda permintaan 2 x 24 jam. Permintaan yang tidak terlalu penting biasanya akan hilang kalau anak harus menunggu, Kebiasaan menunggu ini juga membuat anak belajar untuk menghargai barang pemberian itu,
  • Jawaban “tidak”, tidak selalu artinya tidak boleh. “Tidak” artinya kita sedang memberikan pengajaran dan waktu untuk anak kita berpikir,
  • Ajarkan ke anak kita kalau uang tidak turun dari langit. Supaya mereka terbiasa untuk bekerja keras mendapatkan apa yang mereka inginkan. Hal ini akan membuat anak Anda menjadi pribadi yang tangguh

Terus berusaha melatih anak agar bijak berbelanja sejak dini. Semoga kelak mereka bisa tumbuh menjadi pribadi yang cerdas finansial. 

#H3
#tantangan10hari 
#GameLevel8 
#cerdasfinancial 
@institut.ibu.profesional 

Saturday, November 23, 2019

H2 game level 8

November 23, 2019 0 Comments

" Bayar ke kasir dulu yuk nak, baru diminum "


Mungkin tidak sedikit yang melakukan hal ini saat belajar di pasar swalayan : minum dulu sampai habis, baru kemudian bayar di kasir. 

Padahal kita tidak tahu apakah si owner ridho atau tidak, kalaupun ridho insya Allah hukumnya sah aja. Tetapi jika owner tidak ridho apa yang terjadi? 

Kasus seperti ini juga salah satu tips mendidik anak agar cerdas finansial sejak dini. Walaupun adat ini sudah mendarah daging di negara kita. 

Saya pribadi jika membeli di warung makan yang belum pernah saya datangi, pasti saya tanya harganya berapa per porsi. Khawatirnya kalo terkaget dengan harga setelah makan baru dibayar. 

Weekend kali ini suami mengajak jalan-jalan ke Qmall. Setelah mengantarkan kado untuk pernikahan ustadzahnya Hilya kami langsung mampir ke Qmall. 

Sesampai disana kami langsung menuju ke masjid karena sudah memasuki jam sholat Maghrib. Masjid di mall ini termasuk besar dibandingkan dengan tempat sholat di mall-mall lain yang pernah saya temui baik di daerah jawa ataupun di Kalimantan Selatan. 


Si kecil sudah tidak sabar untuk belanja ke hipermart. Saat belanja memilih buah-buahan, dia sudah merengek minta es krim. 

Saya bersigera memilih buah dan menimbangnya. Setelah itu saya antarkan anak-anak memilih es krim. Saya berpesan kepada mereka agar dibuka nanti setelah dibayar ke kasir. 

Alhamdulillah mereka dapat bersabar menunggu selesai pembayaran di kasir, baru setelah itu kami mencari tempat duduk agar mereka bisa menikmati eskrim dengan duduk manis. 


#H2
#GameLevel8 
#tantangan10hari 
#cerdasfinancial 
@institut.ibu.profesional 

Friday, November 22, 2019

H1 game level 8

November 22, 2019 0 Comments
Cerdas Finansial

" Rejeki itu pasti, kemuliaanlah yang harus dicari "

Inilah salah satu simbol Sejuta Cinta Ibu Profesional. Level 8 kali ini berjudul Cerdas Finansial. Perencanaan keuangan penting dipahami setiap orang, ternyata bisa kita stimulasi sejak dini untuk anak-anak. 

Bisa dimulai dengan menjelaskan kepada anak bahawa uang itu bagian kecil dari rejeki. Dan memperkuat rejeki itu datangnya dari Allah serta merupakan salah satu titipan sementara untuk di dunia. 

Setelah itu bisa kita ajak untuk membuat program menabung. Menabung dengan menyisihkan jatah uang jajan anak. Serta membelanjakan uang tabungan dengan baik. 

Hari pertama saya mengajak duo sholihah berkegiatan ringan, dengan membacakan buku cerita tentang menabung. 

Buku tersebut kami bacakan berulang-ulang. Bukan karena saya meminta agar mereka mendengarkan, tetapi mereka meminta membacakannya berkali-kali. Entah duo sholihah ini tidak pernah bosan membaca satu buku hingga berpuluh-puluh kali. 

Tidak hanya meminta saya yang membacakannya, tetapi abi juga ditagih untuk membacakannya. Bahkan Maasya Allah si Sulung meminta belajar membaca sendiri buku tersebut. 

Setelah membacakan buku, saya tidak hanya akan berhenti begitu saja. Tetapi saya juga mengajak duo sholihah berdiskusi tentang isi buku tersebut. 



#H1
#GameLevel8

#tantangan10hari

#cerdasfinancial

#KuliahBundaSayang

@institut.ibu.profesional


Thursday, November 21, 2019

Cerdas Finansial

November 21, 2019 0 Comments
Game Level 8 

Bismillahirrahmanirrahiim

MENDIDIK ANAK CERDAS FINANSIAL SEJAK DINI

Memahamkan anak-anak bahwa uang adalah bagian kecil dari rejeki, itu dimulai dari ibu.

Termasuk pengelolaan uang, membedakan keinginan serta kebutuhan juga dimulai dari ibu.

Yuk bertumbuh bersama anak dengan menjadi teladan, sehingga anak ikut belajar
mengelola uang dan bertanggung jawab terhadap bagian rejeki yang didapatkan di dalam
kehidupan ini.


👫Bagi yang sudah menikah dan memiliki anak

👶🏻 Anak usia dini (<7th)
Buatlah proyek pengenalan menabung, proses menabung dan membelanjakan tabungan.
Perkuat bahwa semua rejeki berasal dari Allah SWT.

Ceritakan pengalaman bunda dalam
mengenalkan konsep rejeki pada si kecil melalui tulisan atau foto.

👦🏻 Usia pra baligh (7-14 th)
Jika anak mulai mengerti uang/memasuki usia SD ajarkan anak untuk mulai memilah antara keinginan dan kebutuhan. Buatlah tabel keuangan sederhana dan dampingi anak-anak ketika melakukan pencatatan.

Bunda juga bisa membuat proyek sederhana untuk
memperkuat konsep kepemilikan dan pengelolaan uang bagi ananda. Ceritakan pengalaman bunda dan ananda dalam pengelolaan keuangan ananda.

🏻🏻 Usia baligh (>14 th)
Jika anak sudah mulai baligh atau sudah mulai mempunyai mimpi, ajak anak menuliskan
vision board dan mewujudkan mimpinya dengan membuat financial planning.

Dampingi dan
beri semangat dalam menjalankan strategi dalam mendapatkan dan mengelola keuangan.
Bunda juga dapat menyertakan ananda dalam pengelolaan keuangan keluarga sebagai
bagian pembelajaran bersama.

👩🏻💻 Bagi yang sudah menikah dan belum mempunyai anak serta bagi yang belum
menikah

Ceritakan pengalaman anda dalam mengelola keuangan. Catatlah proses belajar membuat pencatatan keuangan dan membaginya kedalam kantong belanja, infaq, dan tabungan. Identifikasi catatan keuangan anda, apakah sudah baik atau ada kebocoran halus dalam pengelolaannya.

Simpan dan setorkan link tulisan kelebihan dan keunikannya Pada link berikut ini : http://bit.ly/gamelevel8_


🍓 Lakukan tantangan ini minimal 10-15 hari diantara tanggal 21 November s.d 7 Desember
2019

Gunakan hashtag atau kategori:
#GameLevel8
#tantangan10hari
#cerdasfinancial
#KuliahBundaSayang
@institut.ibu.profesional


Tuesday, November 12, 2019

Aliran Rasa level #7 Bunsay

November 12, 2019 0 Comments

Setiap anak adalah kejora bagi sosok ibu. 
Kejora satu dengan kejora lainnya tidaklah sama. 
Dan merekapun mempunyai pijar masing-masing. 



Alhamdulillah di game level 7 ini saya benar-benar bersyukur bisa semakin faham ternyata pada setiap momen sekecil dan nggak penting sekalipun malah jadi berharga dan membuka mata bahwa itu adalah hal yang istimewa dan sangat berarti, bahkan bisa menyimpulkan sebuah nilai yang dimiliki sang anak.

Game Level 7 ini membuat saya berbinar-binar. Saya meyakini pernyataan Bu Septi bahwa setiap anak adalah unik, very special limited edition. 

Setiap anak memiliki berbagai bakat dan potensi kekuatan yang sama sekali berbeda satu dengan yang lainnya. 

Bakat dan potensi kekuatan itu harus dimaksimalkan serta di arahkan supaya anak memahami tujuan penciptaannya, yaitu beribadah kepada Allah SWT dan bermanfaat sesamanya.

"Meninggikan gunung bukan meratakan lembah
Selalu terngiang-ngiang kalimat dari Fasilitator yang kece di game level 7. Membuat saya mengingat untuk terus memperbaiki diri agar bisa semakin baik dalam membersamai anak-anak. Dengan mmberikan banyak aktivitas dan kegiatan.


Dalam benak hati yang terdalam walaupun game level 7 sudah berakhir , saya pribadi berharap tetep bisa menuangkan sekecil apapun moment anak-anak dan selalu memberikan apresiasi terbaik untuk mereka. 

Terima kasih banyak para fasilitator yang ketje yang selalu menemani proses belajar di kelas BUNDA SAYANG KALIMANTAN.



Cempaka, 
12 november ku tulis di malam hari saat mata terjaga, mahira tetiba demam malam ini 
Ummi Hilya Mahira // Ulinnadlifah UK
#aliranrasa
#gamelevel7 
#semuaanakadalahbintang 
#KuliahBundaSayang 
@Institut.Ibu.Profesional 

Thursday, November 7, 2019

Setiap Anak Punya Pijarnya Masing-masing

November 07, 2019 0 Comments
Jangan sebut dia Si Pemalu! 

Rumah kami terletak di sebuah perumahan yang sepi. Satu perumahan cuma ada 20 rumah. Dan tidak semua rumah memiliki anak yang berusia TK atau SD. 


Itu salah satu faktor awal, Sulung saya mempunyai teman sedikit.
Kurang lebih 15 bulan yang lalu saya resmi memasukkannya ke sebuah TK Tahfizh plus di Banjarbaru. 

Perdana masuk dia tidak pakai adegan tangis menangis. Setiap pulang selalu membawa cerita yang seru ataupun pesan ilmu dari ustadzahnya di sekolah. 

Namun setelah satu bulan, tepatnya saat membayar SPP. Seorang ustadzah cerita kepada saya, yang katanya Hilya orangnya pemalu saat di sekolah. Bahkan ada seorang ustadzah yang bilang " kami senang saat melihat senyum Hilya di hari yang kesekian "  ( hati emak tetiba mbatin masak segitu nak kamu di sekolah 😅) 

Pernah suatu hari si Sulung sampai rumah langsung memeluk saya sambil menangis sesenggukan. Dia bilang ke saya katanya tidak punya teman di sekolah. 


Maasya Allah nak, segitunya dirimu. Akhirnya saat itu tiap Weekend minimal 2 weekend sekali kami jadwalkan untuk silaturahmi ke rumah teman-teman kelasnya.

Selain mengajaknya silaturahmi, saya juga membondingnya selalu, kalau semua temen dan ustadzah di sekolah adalah orang baik.

Saya sempat berpikiran juga kalau si Sulung ini anaknya pemalu. Tapi beberapa minggu ini, saya mengubah cara pikir saya. 

Merubah kelemahan dia menjadi sebuah keunikan tersendiri. 

Si sulung bukan anak pemalu, tetapi dia membutuhkan waktu lebih untuk adaptasi.

Si sulung anak pemberi dan sayang semua teman, tetapi dia tipe anak yang suka mendengarkan bonding dari umminya.

Terbukti dari beberapa kegiatan akhir weekend ini, saya ajak anak-anak mengiku beberapa kegiatan di komunitas @Institut.Ibu.Profesional. Seperti seminar dan kelas Boga. Si sulung cepat akrab bahkan sesampainya di rumah, dia mengingat teman yang baru dikenalnya tadi.

Si sulung yang katanya pendiam ini ternyata tipe orang penyimak sejati dan sangat dalam menyimpan memori apapun yang di sampaikan guru atau temannya. 

Siang ini dia menyampaikan kabar ke saya kalau salah satu ustadzahnya ada yang mau menikah, nanti setelah menikah mau ke Samarinda. Katanya Samarinda itu jauh harus naik bus lama sekali. Begitu tuturnya saat itu. 

Saya sebagai ibunya akan terus berusaha memahami dunianya secara utuh, sehingga dapat memberikan terbaik dalam pengasuhan yang tepat dan pola bimbingan terbaik. 

Berusaha agar tidak menjatuhkan anak dengan menyebutkan kelemahannya di depan telinganya. Tentu hal ini akan membuat dia menjadi berkecil hati. 

Masih terngiang-ngiang "cemilan rabu" kemarin di Google class Bunda Sayang :
Kembangkanlah Kemampuan Anak kita, dan Kuburlah Kelemahannya (usth. munif chatib) 
Semoga kita menjadi detektif sepanjang hayat untuk anak-anak kita. Tak kenal lelah dan tak pernah bosan. Selalu berikan apresiasi walaupun sekecil debu terhadap setiap langkahnya.



#H15
#gamelevel7
#semuaanakadalahbintang
#tantangan10hari
@Institut.Ibu.Profesional 

Friday, November 1, 2019

Peran Penting Zat Besi di 1000 Hari Pertama Kehidupan

November 01, 2019 0 Comments

Barukali ini saya benar-benar tahu, ternyata 1000 hari pertama kehidupan anak sejak dari dalam kandungan hingga menginjak usia 24 bulan adalah Periode Emas, karena saat periode ini otak anak sedang mengalami pertumbuhan yang sangat pesat, yang mendukung proses pertumbuhan anak dengan sempurna.

Semua orangtua dimanapun berada pasti menginginkan buah hatinya tumbuh menjadi anak yang mandiri. Dan bertumbuh kembang dengan baik. Itu sebabnya sejak dalam kandungan kita sebagai ibu juga harus memberikan nutrisi .namun terkadang ada saja nutrisi yang terlewat, salah satunya adalah Zat Besi yang dapat membuat anak lebih mudah terkena penyakit.

Pengalamanku dengan Zat Besi

Dulu sewaktu saya hamil anak pertama masih tertib minum suplemen zat besi yang diberikan dari dokter kandungan bahkan rajin konsultasi dan USG juga, bahkan tiap hampir per 2 bulan sekali periksa ke puskesmas untuk cek Hb. Tapi setelah saya serching di google memang penting rutin cek darah pada saat masa kehamilan.


Adduuuuh alay banget ya sama kehamilan anak pertama. Ada pengalaman pahit saat bulan pertama kehamilan sulung saya, Hb sangat rendah dan janin sangat begitu kecil bahkan kata bidan di puskesmas besar janin tidak wajar.

Selisih satu minggu berikutnya saya mencoba periksa ke dokter spesialis kandungan dan ternyata benar apa yang dikatakan bidan puskesmas. Dokter kandungan tersebut memberikan beberapa suplemen yang harganya lumayan wouw, yang tiap hari saya harus mengkonsumsinya.

Saya termasuk kategori Bumil yang maboknya agak panjang, jadi saat habis makan dan minum pun sering balik alias muntah lagi. Bahkan saat minum suplemen sekalipun pasti keluar lagi, kondisi mabok hingga muntah begitu berhenti di saat usia hamil memasuki 5 bulan. Alhamdulillah setelah memasuki usia 6 bulan mulai bisa makan kembali, dan memperbaiki pola makan yang bergizi untuk saya sendiri dan juga janin.

Sedangkan saat kehamilan kedua lebih agak santai bahkan sering lalai, periksa rutin pun cuma di bidan, yang biasanya cukup diberi suplemen generik, terutama suplemen Fe - nya terlalu eneg,  yang terkadang membuat saya mual hingga muntah setelah minum suplemen tersebut.

Inginnya diberi splemen zat besi yang enak di abadan dan minim reaksi di tubuh. Orang banyak menyebutnya Body Friendly Iron.

"Apa ada ya suplemen zat besi yang bersahabat dengan tubuh?" pikir saya waktu itu.

Pengalaman kekurangan zat besi juga dialami oleh anak bungsu saya. Saat menderita tipes hemoglobinnya juga rendah. Dokter anak memberikan suplemen zat besi, saat itu dokter menyarankan meminumnya setelah satu jam setelah makan. Simak cerita lengkap di sini.

Sabtu kemarin  tanggal 26 November 2019 Komunitas Ibu Profesional Kalimantan Selatan mendapatkan undangan khusus dari Combiphar Maltofer Women's Community mengadakan seminar tentang Peran Penting Zat Besi dalam 1000 Hari Kehidupan Pertama.



Alhamdulillah pulang membawa segunung ilmu dan bergunung-gunung semangat baru, setelah di charge meet up dengan emak-emak keren dan hebat . Semangat untuk memperbaiki kesehatan diri sendiri, suami dan anak-anak dengan kasih sayang yang tinggi.

Berikut ini hasil resume saya tulis , agar kedepannya saya bisa membacanya ulang di waktu kapan pun dan juga ada beberapa teman yang meminta resume hasil seminar.

Gejala Kekurangan Zat Besi

Gejala-gejala kekuarangan zat besi bisa dialami oleh siapapun, dari ibu hamil, ibu menyusui, bayi, anak-anak, bahkan lansia pun. Saat kondisi ini terjadi, tubuh dapat mengalami anemia defisiensi zat besi yang menyebabkan berbagai gejala yang khas

Gejala yang sering muncul pada saat kondisi kekurangan zat besi diantaranya dapat dilihat dalam daftar berikut

  • Sering merasa lelah dan lemah
  • Warna kulit pucat atau kekuningan
  • Sering merasa kehabisan napas (terengah-engah)
  • Pusing/ sakit kepala
  • Detak jantung yang lebih cepat
  • Sakit di bagian dada
  • Tangan dan kaki terasa dingin
  • Kuku yang rapuh 
  • Rambut rontok dalam jumlah lebih dari biasa
  • Keinginan untuk makan tepung, tanah, tanah liat, atau es (pica)
  • Lidah bengkak dan terasa sakit
  • Kaki sering bergerak-gerak saat tertidur (restless legs syndrome)

Efek Anemia Defisiensi Besi

Kekurangan zat besi yang terjadi pada 1000 Hari Kehidupan Pertama yang paling merugikan adalah terhadap perkembangan otak pada bayi yang mana akan bersifat permanen.

  • Penurunan IQ dan kemampuan akademis di Sekolah 
  • Gangguan perilaku sosio - emosional 
  • Fungsi motorik yang buruk
  • Kinerja kognitif jangka pendek dan jangka panjang 


Mencegah Kekurangan Zat Besi

Mencukupi kebutuhan zat besi pada anak-anak terutama balita, asupan makanan yang kaya zat besi dalam makananya sangat diperlukan.

Berikut adalah makanan-makanan kaya zat besi untuk balita Anda:
  • Telur
  • Roti
  • Sereal sarapan yang diperkaya zat besi dan vitamin C
  • Daging merah tanpa lemak, seperti daging sapi atau domba
  • Daging unggas yang gelap, seperti paha atau kaki ayam
  • Sayuran hijau gelap, seperti brokoli dan selada air
  • Kacang-kacangan, seperti kacang panggang, lentil dan kacang merah
  • Buah kering, seperti aprikot kering, sultana, dan prem.

Asupan zat besi lainnya diperoleh dari melalui makanan yang tinggi zat besi dan produk suplemen besi, salah satunya yaitu Maltofer.

Kenapa Harus Maltofer?

Pada seminar hari tersebut, combiphar sebagai tim pelaksana mengenalkan produknya berupa suplemen zat besi yang dinamai Maltofer

Apa itu Maltofer?

Berdasarkan penjelasan di seminar tersebut. Maltofer adalah suplementasi zat besi oral untuk mencukupi kebutuhan zat besi pada anak-anak, remaja, dan dewasa.

Banyak orang mengalami defisiensi zat besi karena tidak mendapatkan zat besi yang cukup dari asupan makanan yang dikonsumsi, sehingga kadar zat besi dalam tubuh menjadi rendah.

Zat besi yang terkandung dalam maltofer adalah Iron Polymaltosa Complex (IPC) yaitu senyawa larut air yang terdiri dari inti besi (III)-hidroksida dengan polymaltosa shell yang menyerupai ferritin. 

IPC diserap secara aktif dan terkontrol sehingga tubuh hanya menyerap zat besi sesuai kebutuhan masing-masing individu. Sehingga, penyerapan zat besi menjadi efektif dan efek samping yang disebabkan karena adanya kelebihan zat besi seperti konstipasi, mual jarang terjadi dan minimal dibandingkan dengan suplemen zat besi lainnya.



 Ini adalah suplemen zat besi yang tepat untuk keluarga. Bisa dikonsumsi dengan dicampurkan makakanan ataupun minuman sperti jus buah, air putih, dan lain-lain. Tetap aman walaupun dikonsumsi rutin, tidak menimbulkan stres oksidatif . dan aman untuk dikonsumsi segala usia. Alhamdulillah kemarin diberi kesempatan untuk belanja produk disaat akhir session acara seminar.

Produk Maltofer

Suplemen zat besi maltofer ini tersedia dalam 4 produk:

  • Maltofer fol
    Salah satu maltofer yang bisa digunakan untuk ibu hamil. Diperkaya kandungan asam folat
  • Maltofer chew
    Tablet kunyah IPC pertama di indonesia , yang bisa dikonsumsi segala usia
  • Maltofer syrup
    Maltofer dalam kemasan sirup isi 150 ml, dengan kandungan 1 ml = 10 mg Fe untuk anak dan dewasa
  • Maltofer drops
    Maltofer kemasan tetes isi 30ml untuk bayi dan anak


Bersyukur sekarang komunitas @Institut.Ibu.Profesional Kalimantan Selatan sudah ada Rumah Belajar Boga, bisa menambah jam terbang di dunia perdapuran. Jadi bisa mendapatkan ruang belajar untuk pengolahan makanan yang mengandung zat besi biar keluarga tidak bosan dengan olahan menu yang itu-itu saja.

Pada saat seminar tersebut para peserta yang hadir  juga diberikan produk Maltofer Chew , salah satu produk Maltofer yang berupa tablet kunyah IPC pertama di Indonesia untuk segala usia. Saat itu juga saya langsung mengunyahnya, saya bagi 3 dengan duo sholihah saya. Ternyata mereka pun juga senang tak hanya warnanya saja yang cokelat ternyata rasanya pun juga enak kayak cokelat swiss

Bahagianya emak-emak seperti saya gini, dapat ilmu, dapat goodie bag, bisa tes Hb gratis, dapat diskon dan dapat doorprize juga.

Terima kasih banyak dr. Gladyys, dr. Kalinda, dan tak ketinggalan team Maltofer women's community yang sudah menghadirkan kegiatan ini di tanah Lambung Mangkurat Banjarmasin.



#maltoferwomenscommunity
#maltofer
#combiphar
#maltoferindonesia
#ibuprofesionalkalsel
#maltoferbanjarmasin
#combipharbanjarmasin